Seperti kebanyakan masalah yang kerap kali dialami oleh orang-orang yang begadang, malam itu, saya dan beberapa kawan terserang 'penyakit' alami; lapar tengah malam. Segera dipilih-lah tempat untuk menyembuhkannya; burjo alias warmindo -warung mie indomie. Alasan kenapa memilih warmindo sudah terang dan nyata; sehat bagi kantong. Klise namun baik. Diantara gerombolan kawan yang terjangkit kelaparan malam itu, rupanya hanya saya yang memesan nasi. Dua orang memilih untuk menyantap mie instan, seorang lagi memercayakan tugas pengganjal perut yang berderit kepada sepiring omelet lokal ala warmindo. Usai rampung melahap nasi, saya segera menyambar sebatang tembakau -sebab bagi perokok, salah satu waktu paling nikmat untuk menghisapnya adalah pasca makan pas. Belum habis sebatang, tiba-tiba perut saya bermasalah, mules. Toilet di sudut warung melambai-lambaikan daun pintunya. Memanggil saya agar mendiaminya segera. Dan saya patuh. Sebelum menyatroni toilet, tak lupa saya berbekal...
Coretan ala kadarnya dari penulis biasa saja.