Aku seorang pejalan; yang menempuh rindu dalam terjalnya kehidupan. Jutaan keringat yang mengkristal itu adalah bukti kesungguhan. Ia saksiku di hadapan Tuhan bahwa rindu itu benar-benar ada, bahwa itu benar-benar rindu.
Tiap detik adalah potongan rel yang membentang antara aku dan Tuhan; tempat segala pulang. Sedang hidup ini hanya serupa stasiun kecil tempat singgah dan pemberhentian sejenak saja, sekedar meneguk kopi.
Aku akan berhenti saat memulai. Dan baru memulainya saat akan berhenti. Tapi aku terus berjalan. Menabung kerinduan, memangkas jarak, meniadakan aku, menanggalkan jiwa, meninggalkan raga; untuk Menuhan, menjadi butir debu yang berserakan di hadapan Tuhan.
Lalu aku mengerti sepenuhnya, aku mengerti sedalam-dalamnya; aku sejatinya tak pernah benar-benar merdeka. Sebab aku adalah pejalan yang terus menerus dijajah dan terjajah kasih sayang Tuhan.
KA Sri Tanjung
Banyuwangi - Yogyakarta
17 Agustus 2017
17.07 WIB
Komentar
Posting Komentar