Langsung ke konten utama

Tipikal Pemilik WC

Selain kamar tidur, tempat makan dan sekolah--bagi yang minat sekolah, kamar mandi, wabilkhusus yang ada WC-nya merupakan titik-titik yang wajib dikunjungi dalam rentang waktu 24 jam hidup seseorang dalam sehari semalam.

Urusan membuang kotoran di WC ini memang amat serius. Sebab memang membuang kotoran tak semudah membuang kenangan dengan mantan. Artinya, membuang kotoran musti tahu diri, lihat tempat, tengok kiri kanan, pastikan anda membuangnya di tempat yang tepat. Jangan asal buang.

Pun, meski kotoran itu sudah dibuang di tempat yang tepat, urusan anda belum selesai sampai di situ. Anda musti tahu bagaimana memperlakukan kotoran anda. Orang yang waras tentu akan menyiram kotorannya. Tidak membiarkannya menggenang hingga menjadi serupa barang peninggalan kuno atau kenang-kenangan yang tergeletak di mulut WC begitu saja.

Rupanya masalah sikap pasca membuang kotoran ini menjadi perhatian besar bagi pemilik WC, lebih-lebih WC umum yang jam terbangnya terbilang tinggi karena kerap dikunjungi oleh berbagai macam orang dengan watak dan kebiasaan yang berbeda-beda. Pemilik WC sadar bahwa meski yang menggunakan jasa WCnya sebagian besar adalah orang yang waras, tetap saja ada satu dua orang yang kurang waras, atau orang yang pura-pura waras, yang juga memakai jasa WC miliknya. Orang yang pura-pura waras ini biasanya meninggalkan kotorannya begitu saja di mulut WC. Entah memang karena enggan, malas, atau bahkan (pura-pura) lupa. Sehingga perihal siram-menyiram dibebankan kepada si empunya WC.

Dear gadis, jika kalian menjumpai orang yang pura-pura waras seperti ini, sekali-kali jangan kalian pacari. Percayalah, jangan. Sebab kotoran saja ia lupakan, apalagi kalian. Tuh.

Nah, dalam menindaklanjuti orang-orang macam ini, para pemilik WC menggunakan langkah-langkah jitu untuk memperingatkan dan menakut-nakuti si pengguna WC agar mau menyiram kotorannya. Salah satunya adalah melalui komunikasi via tulisan yang sengaja dipajang di dalam kamar kecil tempat WC bertapa.

Namun tahukah kalian, bahwa ternyata kita bisa menerka-nerka karakter si pemilik WC lewat 'pesan' yang disampaikannya melalui tulisan itu? Kalau anda tidak tahu, berarti anda kurang lama berkontemplasi di atas WC. Cekidot.

Pertama, pemilik WC adalah seorang yang mudah berburuk sangka alias suudzon sekaligus antisipatif. Biasanya, ia menampilkan tulisan seperti ini di dalam kamar mandinya: "Kalau tidak mau menyiram, jangan biarkan kotoranmu tertinggal di dalam WC" atau agar tidak terkesan menjijikkan, bahasanya diubah menjadi: "Kalau tidak mau membersihkan, jangan tinggalkan apapun di dalam WC. Sampah dibuang di luar, di tempat sampah!!"

Kedua, pemilik WC adalah seorang yang religius dan gemar memberi nasihat. Tulisan yang muncul di WC seperti ini: "Kebersihan adalah sebagian daripada Iman."

Ketiga, pemilik WC adalah seorang humanis nan egaliter. Tulisannya, "Sampah dibuang di luar. Kita tidak punya pembantu!"

Keempat, pemilik WC seorang yang sopan dan lemah lembut. Ditulisnya di WC, "Tolong disiram sampai bersih. Kasihan..."

Kelima, pemilik WC merupakan seorang pemuja estetika. Tulisan yang terpampang di WC: "Kotoran harap disiram. Sebab mengganggu pemandangan serta menimbulkan bau tak sedap bagi pengguna yang lain."

Keenam, pemilik WC merupakan seorang yang memiliki rasa tanggungjawab tinggi. "Kalau berani mengeluarkan, musti berani dan siap membersihkan. Jangan bebankan sesuatu yang menjadi tanggungjawabmu kepada orang lain."

Ketujuh, pemilik WC adalah seorang humoris. "Kotoranmu jangan dibiarkan mengambang. Sebab ia bukan perahu nelayan."

Kedelapan, pemilik WC seorang pemerhati jomblo. "Mbloo, sampahnya dibuang di tempat sampah ya..."

Kesembilan, pemilik WC merupakan seorang yang suka harap-harap cemas. "Harap tidak meninggalkan apapun di dalam WC."

Kesepuluh, pemilik WC merupakan fans berat seorang menteri. "Kotoran diabaikan mengambang, tenggelamkan!"

Kesebelas, pemilik WC merupakan seorang pejuang. "Menyiram kotoran adalah harga mati!!"

Keduabelas, pemilik WC adalah seorang filosof sekaligus penyair. "Hakikat kotoran bukan dibiarkan mengambang. Siram dan biarkan ia pulang menemui rekan-rekannya di muara jumpa."

Ketigabelas, pemilik WC merupakan seorang materialis. "Kencing Rp. 1.500. Buang air besar Rp. 2.500. Mandi Rp. 3.000. Tidak disiram kena biaya tambahan sebesar Rp. 1.000."

Kalian yang gemar ke WC umum, pasti sedikit banyak akan menemui tulisan-tulisan seperti apa yang saya cantumkan di atas. Boleh share tentang tulisan yang mungkin baru atau tidak terdapat dalam tipikal tulisan di WC sebagaimana yang saya suguhkan melalui tinggalan di kolom komentar. Agar menjadi referensi serta perbendaharaan ilmu bagi saya pribadi.

Dari tulisan-tulisan yang tersebar di dalam WC, setidaknya kita bisa meraba karakter-karakter pemiliknya. Soal itu benar atau salah, hanya Tuhan dan pemilik WC yang tahu. Sekian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumus Rindu

            Tanpa bermaksud mengerdilkan kekuatan super Dilan dalam menanggung beban berat sebuah rindu, sebagai mantan fisikawan abal-abal, saya akan mencoba merumuskan rindu dalam angka-angka untuk mengetahui seberapa berat sebuah rindu yang sedang kita pikul.             Seandainya rindu dapat diilmiah dan diejawantahkan dalam hitung-hitungan bilangan, saya akan katakan bahwa rumus dari rindu adalah jarak dikalikan waktu. Sebab rindu berbanding lurus dengan besaran rentang jarak dan waktu. Semakin jauh jarak seseorang dengan sosok yang dirindukan, semakin besar pula badai rindu yang melandanya. Dan semakin lama waktu terakhir kali berjumpa di antara keduanya, semakin berat pula rindu yang ditanggungnya. R = J x W . R adalah beban rindu yang ditanggung. Mengingat rindu dikaitkan dengan berat (begitu kata Dilan Sang Pakar Rindu), maka dapat dipastikan bahwa satuan ri...

Belajar Tahu Diri dari Gus Miek

"Yang penting kita harus tahu diri. Yaitu menanamkan robbana dholamna anfusana di dalam hati kita masing-masing." Gus Miek. Siapa yang tidak kenal Gus Miek? Mulai dari bromocorah, perempuan penjaja birahi, lady disco, pemabuk, pencuri, maling kelas teri, bandit kelas kakap, tukang becak, pejabat, santri hingga kiai hampir tahu dan mengenal Gus Miek. Gelar yang mereka sematkan kepada Gus Miek juga beragam. Waliyullah, kyai, gus, orang antik dan lain-lain. Gus Miek memang dikaruniai beberapa kelebihan oleh Tuhan. Bahkan ada yang percaya, begitu lahir dunia, Gus Miek sudah diangkat menjadi waliyullah. KekasihNya. Maka tanyakanlah pada setiap sarkub alias sarjana kuburan tentang cerita-cerita Gus Miek. Mereka akan bergairah bercerita beragam kisah seputar keistimewaan Gus Miek yang tidak habis dikisahkan semalam suntuk meski ditemani kepul kopi hitam panas dan gorengan hangat sepiring. Orang terlanjur melihat Gus Miek sebagai individu yang memiliki linuwih. Gus Miek adalah su...

Yai Din Ploso: Kyai Penggiat Jamaah

    Syahdan, dahulu kala ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Airlangga. Kerajaan itu bernama Kahuripan. Prabu Airlangga yang sudah memasuki usia senja berkeinginan untuk menjadi pertapa. Ia berniat meninggalkan kerajaan Kahuripan yang sudah dipimpinnya selama bertahun-tahun. Sebelum benar-benar menjadi pertapa, ia berkeinginan mewariskan tahta kerajaan Kahuripan kepada penerusnya. Sayang, dari permaisurinya, ia hanya dikaruniai seorang putri bernama Sanggramawijaya -sebelum mengganti nama dan lebih dikenal sebagai Dewi Kilisuci. Sanggramawijaya tidak berkeinginan memimpin kerajaan Kahuripan. Ia juga memilih menjadi pertapa dan menolak untuk meneruskan tonggak estafet kepemimpinan yang ditawarkan ayahandanya. Akhirnya Prabu Airlangga memberikan tahtanya kepada dua orang putra dari selirnya, Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan. Namun tidak mungkin jika kerajaan ini dipimpin oleh dua raja. Tidak ada dua matahari dalam satu langit. Prabu Airla...