Tanpa berani kupejamkan barang sedetikpun Mata ini menelanjangi hari Ia relakan kelopaknya digagahi mentari Melibatkan diri dalam skema kebahagian pagi Masih tak ada desing mesin-mesin Masih tak ada deru roda-roda Dedaunan menguning Bukan karena tak sedap Sebab hijaunya bercumbu dengan sinar Sang Surya Tuhan menugaskan malaikatnya Mengitari penjuru bumi Mencari manusia yang terjaga di awal hari Baginya rejeki; tiap-tiap pagi Ayam jantan masih berisik Entah untuk siapa ia berkokok Takdirnya memang begitu Teriak sana teriak sini Tiap pagi Sampai serak suara di tenggorok Tuhan tugaskan mentari Bagi rejeki bagi pepohonan yang tumbuh rapi Klorofil-klorofil itu bereproduksi bersama sehaluan cahaya matahari Fotosintesis itu anugerah ilahi Ia rejeki yang menyuplai tenaga bagi akar-akar untuk memeluk bumi Ia gizi bagi batang-batang kokoh untuk tegak berdiri Kemana pula embun yang menunggang dedaunan? Tak kujumpai ia walau sebutir Siapa yang beruntung menghisapnya lebi...
Coretan ala kadarnya dari penulis biasa saja.