Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Simalakama

Aku sedang berada dalam fase kritis. Masa di mana aku rawan jatuh cinta. Era di mana aku bisa terluka kapan saja. Aku sedang berada di titik dilematis. Menerima luka, Atau menepis bahagia? Aku sedang berada di ambang bimbang. Memaksakan rasa lalu kecewa, Atau memutuskan berduka lalu pura-pura bahagia? Aku sedang berada di ujung tanduk. Menerima takdir buruk Tuhan, Atau melawannya demi kebaikan yang masih kuraba-raba? Aku berhenti di tanda tanya. Yang entah kapan dapat kutemukan jawabannya. Banyuwangi, 29092016

Lazuardi

Aku ingin menjadi biru di langit. Berteman gerombol awan. Menyahut kicau burung. Menjadi kekasih pelangi. Mana sempat aku berduka? Jika mentari membelaiku mesra. Mana bisa gundah gulana? Jika sepoi angin meniup gembira. Aku ingin menjadi lazuardi. Yang mencerahkan hari. Yang menentramkan hati. Yang menyejukkan diri. Banyuwangi, 29092016

Tentang Perkongsian

Bersepakat dengan sahabat, Membinasakan penat. Meniadakan sekat. Bercanda dengan kesedihan, Menertawakan tangisan. Mengelabuhi kepedihan. Bersiap dengan tantangan, Menggagahi rintangan. Menindas aral melintang. Berkawan dengan alam, Menyapa malam. Merangkul makhluk beragam. Berkembang biak dengan kebaikan, Mengawini persaudaraan. Mengawani perbedaan. Berdamai dengan diri, Membunuh birahi. Memperindah nurani. Bersekongkol dengan Tuhan, Meramu kemesraan. Melanggengkan keadilan. Banyuwangi, 29092016

Menyulam Cahaya

Cahaya menyala di mana-mana Berpendaran melebur udara Menyala-nyala penuhi semesta Gegap gempita kuasai jiwa Berlatihlah tertawa! Agar siang malam-mu diliputi suka Lupakanlah semua luka! Agar hari-hari-mu dipenuhi ria Mari merajut cahaya Menabung bahagia yang tersisa Mari menebar benih cinta Memanen sentosa tanpa alpa Memaafkan dosa Melenyapkan duka Merenda suka cita Menyulam cahaya Menyala nyata Menjadi cahaya Membingkai gelora Membahagiakan mayapada Banyuwangi, 29092016

Cahaya

Meraba cahaya Mengenal cahaya   Mencari cahaya    Mengejar cahaya   Membaur cahaya Melebur cahaya Menjadi cahaya    Menjadi cahaya   Menjadi nyala Menerangi cahaya Menyala-nyala   Mencahaya Menyala Nyata-nyata Nyala-nyala Nyala nyata cahaya

Puisi Kurang

Aku mencintaimu tanpa modal. Tidak ada jalan di mall. Apalagi make up mahal. Aku mencintaimu tidak dengan harta. Tidak dengan angka-angka. Tidak pula dengan benda. Aku mencintaimu dengan mesra. Tanpa buket mawar merona. Tanpa cium di bibir manja. Aku mencintaimu seorang diri. Tanpa intervensi. Tanpa memaksa diri. Aku mencintaimu Sekurang-kurangnya Dengan puisi.

Kanjeng Dimas Taat Pribadi

    Perawakannya tambun, alis tebal dan saya rasa, cara berjalan dan berdirinya memang ia atur sedemikian rupa agar tampak berwibawa. Dia dikenal sebagai tokoh spiritual oleh pengikutnya. Namun namanya lebih dikenal sebagai orang berpenampilan ala ulama' yang gemar mendemonstrasikan kemampuan diluar nalar manusia: mengeluarkan uang dari balik jubah besarnya.     Namanya Kanjeng Dimas Taat Pribadi. Belakangan ini namanya semakin 'harum' diperbincangkan di berbagai televisi. Kanjeng Dimas digerebek polisi satu kompi. Dia dituduh melakukan pembunuhan berencana terhadap salah seorang santrinya sendiri.     Popularitas Kanjeng Dimas mulai melonjak saat ia tiba-tiba menghebohkan dunia per-youtube-an dengan aksi-aksi menawannya. Dengan songkok tinggi di kepala, jubah kebesaran yang menambah nilai diri betapa wibawanya dia, ia mengeluarkan uang dari balik saku jubahnya. Bukan seribu dua ribu yang ia punya, melainkan ratusan juta. Lembar lima puluh ...

Dilematika Istighfar dan Tafakkur

    Jujur, dalam banyak hal, saya lebih suka menyendiri daripada terjebak dalam keramaian. Saya lebih menyukai berinteraksi dengan kehampaan ketimbang dengan celoteh orang. Ada banyak hal yang bisa diselesaikan dengan merenung daripada diceritakan kepada orang lain.     Renungan, kontemplasi atau tafakkur bisa menenangkan pikiran, menjernihkan perasaan dan menstabilkan emosi. Seolah-olah kita berdiskusi dengan Tuhan. Akrab tanpa sekat.     Ada sebuah hadits qudsi yang berbunyi, "Aku sesuai dengan persangkaan hambaKu terhadapKu". Maka, dalam perenungan, saya seringkali berinteraksi dengan Tuhan yang mempunyai banyak karakter. Kadang saya menyangka Tuhan Maha Baik, Maha Bercanda, Maha Lucu, Maha Penyayang dan lain lain.     Persangkaan saya terhadap Tuhan kerap kali sebagai pelampiasan atas persoalan yang melanda. Contoh, saya sedang dikecewakan wanita dan ia pergi meninggalkan saya. Maka saya akan merenung dan berprasangka ba...

Chi, Yin Yang dan Kung Fu Panda

    Saya baru saja rampung menonton film Kung Fu Panda 3 (2016) tanpa pernah menonton dua seri sebelumnya. Entahlah, mungkin menurut sebagian orang, terutama filmholic, saya tergolong telat baru menontonnya sekarang. Tapi saya tidak risau. Saya hanya akan mencoba sok ahli menjadi pengulas film pada tulisan kali ini. Film yang akan saya ulas adalah Kung Fu Panda 3 yang baru saya nikmati beberapa jam yang lalu.     Saya kategorikan film ini sebagai SU alias film yang dapat ditonton dan dinikmati oleh semua umur. Kakek, nenek, buyut, tua, muda, balita, bapatta, batita, baduta, basata semua bisa menikmati film ini (tentu dengan cara dan interpretasi yang berbeda-beda).     Kenapa saya mengatakan film ini bisa dikonsumsi semua umur? Bukan! Saya tidak melabeli SU karena film ini berkemasan kartun (entah istilahnya apa untuk film kartun yang penggarapan teknologinya hidup seperti itu). Tapi lebih didasari oleh nilai-nilai kearifan yang terkandung ...

Jatuhnya Cicak Sebagai Mitos

    Pernah dengar mitos kalau kejatuhan cicak berarti ada salah seorang keluarga kita yang akan meninggal dunia? Kalau belum, saya akan ceritakan.     Paman saya, kakak ibu, setiap saudara kandungnya meninggal, ia selalu bermimpi kejatuhan seekor cicak. Tidak selalu juga sebenarnya, tapi lebih dari tiga kali. Terjadinya kejadian dengan 'penyebab' yang sama lebih dari tiga kali secara tidak langsung akan melahirkan mitos bagi yang mengalaminya. Meskipun sebenarnya hal itu tidak masuk akal semisal kejatuhan cicak.     Kebetulan, sekitar tiga hari yang lalu, saya yang sedang terlibat obrolan malam seru dengan seorang kawan di emperan masjid, tiba-tiba kejatuhan cicak. Bruk! Cicak itu mendarat di sandal kawan saya. Saya langsung berkata spontan: kita akan dapat rejeki.     Saya katakan kepada kawan saya kalau di daerah saya, ada mitos yang mengakar bahwa kejatuhan cicak adalah pertanda kalau keluarga kita akan ada yang meninggal...

Kelahiran Saya di Blog

    Saya senang menulis. Tapi kelahiran saya di dunia blogger baru tiga hari yang lalu. Alasan kenapa saya telat mempunyai blog saya kembalikan kepada anda, pembaca budiman. Anda bebas menerka alasan saya, bahkan boleh sekali jika anda menjadikan saya sebagai alasan kenapa anda tetap hidup - alay dikit . Namun alasan yang paling tepat menurut versi saya adalah karena saya buta pengetahuan tentang blog dan tetek bengeknya.         Maka kelahiran saya di dunia blogger pun mustahil jika tanpa bantuan dukun bayi atau dokter ahli. Tuhan lebih memilihkan dokter bagi saya ketimbang persalinan tradisional via dukun. Dipilihlah dr. Adi Wibowo, dokter sungguhan, sebagai perantara proses persalinan saya. Tepat sekian menit sebelum adzan shubuh waktu Indonesia bagian Cempaka Putih, Jakarta, saya terlahir di dunia blogger dengan selamat. Berat badan 55 Kg dan panjang badan 160 Cm. Rencana aqiqoh dan selametan lainnya untuk sementara ini belum dijadwalk...

Tuhan Pengangguran

Di negeriku, Batu dan mutiara tak ada beda. Baik dan buruk sama saja. Kualitas tak berharga. Yang dijunjung tinggi hanyalah citra. Di negeriku, Integritas digadaikan. Moralitas ditiadakan. Seksualitas dijual-belikan. Di negeriku, Orang-orang tidak berani meminum kopi. Khawatir ada bom nyasar. Takut ada racun di sekitar. Di negeriku, Pemerintahnya uang. Kabinetnya memberhalakan uang. Rakyatnya tidak punya uang. Di negeriku, Wakil rakyat enggan mewakili penderitaan rakyat. Wakil rakyat hanya suka mewakili kekayaan yang seharusnya milik rakyat. Di negeriku, Orang-orang bercita-cita menjadi artis. Tanpa merasa perlu menghargai nilai-nilai patriotis. Di negeriku, Agama dijual-belikan di atas mimbar. Label kafir sangat mudah diumbar sesumbar. Di negeriku, Guru dipenjarakan. Hanya karena cubitan kecil yang didaratkan. Di negeriku, Orang miskin tidak boleh pintar. Orang miskin tidak bisa sembuh segar. Di negeriku, Hukum adalah komoditas dagang. Harganya naik-...