Jangan tanyakan aku menuju kemana, saat kakiku bebas berkelana.
Biarkan saja ia melangkah bebas sesukanya.
Lalu pada langkah-langkah berat yang tersisa, ia akan menemui lelah di ujung senja.
Berlutut menumpahkan air mata pada cakrawala.
Lepaslah, lepas!
Jangan pernah menoleh kepada cibiran di belakang.
Lebih baik terus melaju kencang.
Kalau takut kulitmu menghitam, jangan sekali-kali berkawan mentari.
Kalau takut pada gelap, jangan sekali-kali berhasrat cumbui rembulan.
Setiap gerak ada akibat.
Tapi terus bergerak tanpa terlalu takut terhadap akibat adalah keberanian yang hakikat yang mengundang ribu-ribu berkat.
Kelana ini tak selamanya.
Pada masanya, ia akan lenyap dengan sendirinya.
Pilihlah! Biarkan ia hanya menjadi sebatas cerita, atau mewarnainya dengan penuh makna.
Pelana kelanamu sepenuhnya kau kuasa.
Bekasi, 15 Desember 2016.
Komentar
Posting Komentar